Tanjung Selor, 24 Juni 2025 — Dalam semangat memperkuat ekonomi umat berbasis syariah, Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara bekerja sama dengan BAZNAS Provinsi Kalimantan Utara meluncurkan bantuan Gerobak Berkah kepada para mustahik, yang diserahkan secara simbolis dalam rangkaian kegiatan Kaltara Sharia Festival (KASHAFA) di Tanjung Selor.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program besar Gerakan Kaltara Berwakaf Produktif, yang menjadi inisiatif strategis dalam menjadikan wakaf sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi yang berdaya guna dan berkelanjutan. Program ini menyasar masyarakat ekonomi lemah yang memiliki potensi usaha namun terkendala sarana, modal, dan pendampingan.

Penyerahan bantuan dilakukan secara langsung oleh Gubernur Kalimantan Utara, Drs. H. Zainal A. Paliwang, S.H., M.Hum., kepada perwakilan mustahik penerima manfaat. Turut hadir dalam kesempatan ini, pimpinan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara, perwakilan Ketua BAZNAS Provinsi Kalimantan Utara dalam hal ini diwakili oleh Satuan Audit Internal (SAI) BAZNAS Kaltara, serta para tamu undangan dari berbagai unsur pemerintah, organisasi masyarakat, akademisi, dan sektor perbankan syariah.

Dalam sambutannya, Gubernur Kaltara menyampaikan bahwa program ini memiliki makna penting dalam mendorong transformasi ekonomi umat melalui pendekatan wakaf produktif.

“Gerobak ini bukan sekadar alat berdagang, tetapi simbol perubahan. Simbol harapan. Kami ingin para penerima mampu naik kelas secara ekonomi, dan bahkan kelak menjadi muzakki, bukan lagi mustahik,” ujar beliau.

Mendorong Kemandirian Ekonomi Mustahik

Program Gerobak Berkah dirancang tidak hanya sebagai bantuan fisik berupa sarana usaha, melainkan sebagai program pemberdayaan menyeluruh. Para penerima manfaat akan mendapatkan pendampingan intensif dari BAZNAS, termasuk pelatihan pengelolaan usaha mikro, edukasi keuangan syariah, penguatan karakter wirausaha, serta monitoring usaha secara berkala.

Dengan pendekatan tersebut, program ini berupaya menciptakan ekosistem zakat dan wakaf yang tidak hanya karitatif, tetapi juga produktif dan transformatif. Mustahik tidak lagi menjadi objek penerima bantuan, tetapi subjek pembangunan yang turut berperan aktif dalam menggerakkan roda perekonomian di tingkat lokal.

Kolaborasi Strategis Lintas Lembaga

Penyerahan bantuan Gerobak Berkah di tengah kemeriahan KASHAFA 2025 juga menjadi bukti nyata sinergi lintas lembaga antara otoritas keuangan seperti Bank Indonesia dengan lembaga amil zakat seperti BAZNAS. Kolaborasi ini menunjukkan bagaimana pendekatan ekonomi syariah dapat menjadi solusi atas persoalan sosial ekonomi, melalui perencanaan yang matang, sasaran yang tepat, dan dukungan yang berkesinambungan.

Perwakilan Bank Indonesia dalam sambutannya juga menekankan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk konkret komitmen BI dalam mendukung inklusivitas ekonomi syariah, terutama melalui pengembangan UMKM Syariah dan edukasi publik tentang pentingnya wakaf produktif.

Harapan Ke Depan: Dari Mustahik Menjadi Muzakki

Program ini diharapkan tidak berhenti pada tahap penyerahan bantuan, melainkan terus berlanjut dengan evaluasi, pengembangan model bisnis, serta replikasi di berbagai wilayah lain di Kalimantan Utara. Dengan semakin banyaknya pelaku usaha mikro yang tumbuh dari kalangan mustahik, maka ekonomi umat akan bergerak naik, dan terjadi perputaran nilai zakat dan wakaf yang lebih luas dan berdaya guna.

“BAZNAS tidak hanya menyalurkan bantuan, tapi juga membina, mendampingi, dan mendorong para mustahik agar naik kelas. Inilah yang membedakan zakat dan wakaf produktif dari sekadar bantuan konsumtif,” ujar perwakilan SAI BAZNAS Kaltara dalam keterangannya.

Penutup: Wujudkan Ekonomi Umat yang Berkeadilan

Kegiatan penyerahan Gerobak Berkah dalam KASHAFA 2025 ini menjadi momentum penting untuk mempertegas arah baru pengelolaan zakat dan wakaf yang lebih produktif dan memberdayakan. Dengan kolaborasi yang kuat dan perencanaan yang matang, BAZNAS bersama Bank Indonesia dan mitra lainnya optimis dapat mewujudkan ekonomi umat yang tangguh, mandiri, dan berkeadilan, sesuai dengan nilai-nilai Islam dan prinsip keberlanjutan.